Ayah Ibu, Toga Ini Milikmu Juga: Kesan Alumni Wisuda Angkatan Terakhir IAIN Lhokseumawe

www.uinsuna.ac.id– Suasana haru mewarnai Rapat Senat Terbuka Wisuda Angkatan XI UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe, Kamis (25/9/2025). Sebanyak 275 mahasiswa resmi dikukuhkan sebagai lulusan, sekaligus menorehkan sejarah sebagai angkatan penutup dari perjalanan panjang IAIN Lhokseumawe sebelum bertransformasi menjadi UIN Sultanah Nahrasiyah.

Salah satu momen yang menyentuh hati hadir saat Alam Thoriq Aku, Presiden Mahasiswa tahun 2024, pidato mewakili alumni wisuda Angkatan XI yang menyinggung pengorbanan orang tua.

"Ayah, Ibu, toga ini milikmu juga. Gelar ini tidak lahir dari keringat dan perjuangan saya seorang diri, melainkan dari doa, kasih sayang, dan pengorbanan orang tua yang tak pernah putus,” ungkap dihadapan ratusan wisudawan dan orangtua wisudawan. 

Tidak semua orang berkesempatan memakai toga kebanggaan ini. Tapi izinkan saya tegaskan, privilege ini bukan hadiah, melainkan amanah. Amanah untuk belajar, berpikir, dan berjuang. Wisuda hari ini bukan garis akhir, ini adalah lonceng kebangkitan untuk kita semua,” ujar Alam. 

 

Ia mengingatkan bahwa bangsa ini tidak sedang menunggu gelar, melainkan aksi nyata. Lulusan UIN Sultanah Nahrasiyah, kata Alam, harus berani menggugat kenyataan, mencari solusi, serta turun langsung memberi dampak kontribusi positif di tengah masyarakat.

 

Dalam kesannya, Alam juga mengenang perjalanan indah sebagai mahasiswa. Dari masa orientasi mahasiswa baru, ruang-ruang kelas di IAIN Lhokseumawe, hingga hari ini menyaksikan sejarah baru menjadi UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe. Ia menyebut perubahan ini bukan sekadar pergantian nama, melainkan buah dari doa, perjuangan, dan harapan banyak pihak.

 

Pidato tersebut semakin mengharukan ketika Alam 

 

“Ayah, Ibu… toga ini bukan hanya hasil usaha kami. Di baliknya ada doa yang tak pernah putus, peluh yang tak pernah berhenti, dan pengorbanan yang sering disembunyikan. Jika hari ini kami berhasil, sejatinya keberhasilan itu milik Ayah dan Ibu,” ucapnya dengan suara bergetar.

 

Mengakhiri pidatonya ia turut memberikan penghormatan kepada dosen dan tenaga pendidik yang telah membimbing mereka dengan kesabaran. ilmu dan teladan yang diberikan akan menjadi bekal berharga dalam menghadapi kerasnya kehidupan di masa depan. (AR) 

 

Share this Post