PBAK UIN SUNA 2025: Rektor Pesan 4 Rukun Cinta
www.uinsuna.ac.id– Berikan sambutan pada Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Universitas Islam Negeri Sultanah Nahrasiyah (UIN SUNA) Lhokseumawe Tahun 2025 Rektor sampaikan 4 Rukun Cinta untuk ribuan mahasiswa baru. (27/8/2025)
Suanasa syahdu menyelimuti gedung Serbaguna, pembukaan PBAK bukanlah sekadar seremonial melainkan kesan perdana memasuki dunia perkuliahan.
Dihadapan 1016 mahasiswa baru Rektor UIN SUNA, Prof. Dr. Danial, M.Ag, sampaikan “empat rukun cinta” sebagai bekal bagi para mahasiswa dalam menapaki perjalanan akademik mereka.
Pidato Prof. Danial bukan sekadar kata-kata sambutan biasa. Beliau memilih untuk mengemas nasihatnya dalam bahasa hati yang sederhana, namun mendalam. Alih-alih menekankan pada teori atau regulasi, ia menyoroti nilai-nilai kemanusiaan yang sering kali terlupakan di tengah hiruk-pikuk kehidupan kampus.
Pesan-pesan ini seolah menjadi fondasi moral dan etika yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh setiap insan akademis.
Pesan pertama adalah Intimasi. Rektor menjelaskan bahwa intimasi bukanlah sekadar kedekatan fisik, melainkan kedalaman hubungan yang terbangun dari saling percaya, keterlibatan emosional-psikologis, dan keterbukaan. Ini adalah pengingat bahwa di lingkungan kampus, mahasiswa tidak hanya berinteraksi dalam lingkup akademik, tetapi juga membentuk jaringan sosial yang sehat, di mana setiap individu merasa didukung dan dihargai.
“Kedeketan dan saling mengargai merupakan cerminan dari umat beragama yang dalam Konsep hablum minannas, di mana manusia mempunyai kewajiban untuk menjaga hubungannya dengan sesama manusia baik kedekatan fisik, emosional maupun spiritual. Selain itu, intimasi merupakn cerminan dari warga negara Indonesia yang seutuhnya dimana kesatuan dan saling menghargai merupakan budaya leluhur yang terus diwariskan hingga hari ini”. Tutur Prof. Danial
Selanjutnya, beliau menyoroti pentingnya Atensi. Prof. Danial menekankan bahwa atensi sejati adalah memberikan perhatian tanpa mengharap imbalan. Dalam konteks ini, atensi menjadi cermin altruisme, sebuah tindakan peduli yang tulus kepada sesama, baik itu kepada teman, dosen, maupun staf universitas.
Pesan ini relevan di era digital, di mana perhatian sering kali disalahartikan sebagai validasi atau pengakuan di media sosial. Atensi merupakan bagian dari akhlakul karimah yang menjadi modal besar dalam menumbuhkan cinta dalam kehidupan.
“kepedulian, kepekaan, dan ikhlas tanpa pamrih adalah cerminan dari implementasi keilmuan, spiritual agama dan kebangsaan, sebagai mahasiswa yang menjadi agen of chage tentu anda-anda semua harus memiliki kepekaan terhadap apa yang terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat, mahasiswa harus menjadi lentera diantara kegelapan”. lanjut Prof. Danial
Pesan ketiga, Altruisi, adalah puncak dari semua nilai yang disampaikan. Altruisme adalah pengorbanan untuk membahagiakan pihak yang dicintai. Rektor mengajak mahasiswa untuk berkorban, baik itu dalam bentuk materi, waktu, perasaan, atau pikiran demi kebaikan bersama. Semangat ini adalah inti dari kehidupan berorganisasi dan bermasyarakat, di mana kontribusi individu menjadi kekuatan kolektif.
“Bangsa Indonesia adalah bangsa besar dengan perjalan dan perjuangan yang panjang, bangsa ini tersusun atas perjuangan pahlawan di nusantara yang berbeda ras, suku, agama bahkan sosial, ini semua terjadi karena menginginkan kebaikan bersama bagi bangsa kita Indonesia. Alturasi semacam inilah yang harus dilestarikan dan implementasikan dalam kehidupan kita”, terangnya
Terakhir, dan mungkin yang paling krusial, adalah Toleransi. Prof. Danial mengajak seluruh mahasiswa untuk tenggang rasa, memaafkan, dan bersedia menerima perbedaan seraya merawat persamaan. Di tengah keragaman latar belakang, suku, dan pandangan, toleransi adalah kunci untuk menjaga harmoni. Pesan ini menegaskan kembali peran universitas tidak hanya sebagai tempat transfer ilmu, tetapi juga sebagai laboratorium keberagaman, tempat di mana perbedaan dirayakan dan bukan menjadi sumber perpecahan.
“Kampus harus menjadi tempat lahirnya toleransi dan harmonisasi kehidupan, nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil’alamiin harus menjadi landasan dasar pijakan, perbedaan adalah rahmat yang seugianya disyukuri, perbedaan menjadikan kita kuat sebagaimana keanekaragaman budaya Indonesia yang menjadikannya bangsa yang kokoh”. Tutupnya
Pidato rektor yang sarat pesan cinta ini menjadi penutup yang manis untuk rangkaian PBAK tahun ini. Pesan-pesan tersebut tidak hanya ditujukan untuk mahasiswa baru, tetapi juga untuk seluruh civitas akademika UIN SUNA, sebagai pengingat bahwa di balik segala tuntutan akademik, nilai-nilai kemanusiaan harus selalu menjadi prioritas.
Keempat pesan cinta ini diharapkan menjadi bekal yang akan membimbing para mahasiswa baru dalam membentuk karakter dan membangun masa depan, tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk agama, bangsa dan negara. (AM)